Peralatan rohani diperlukan dalam hidup. Tersedianya alat-alat rohani mendukung kita sebagai umat beragama untuk selalu ingat kepada Tuhan yang telah menciptakan dan mengatur semua aspek kehidupan. Melihat prospek yang bagus untuk menyediakan peralatan rohani khususnya yang beragama Kristen/Katolik membuat Ibu Merry Fransisca, anggota Koperasi Kredit (CU) Pancur Kasih T.P Sei Raya Dalam, tertarik untuk menjadi agen/distributor barang-barang rohani seperti patung, salib, Rosario, dan lain-lain.
Saat ia menceritakan ketertarikannya untuk menjual peralatan devosi, awalnya ia hanya mensuplai buku-buku rohani dari salah satu teman yang ada di pulau Jawa. Kemudian ia tertarik dan terinspirasi untuk berkunjung ke kota Jogyakarta. Disana ia melihat bagaimana cara membuat patung yang bahannya terbuat dari lilin, bagaimana cara mereka menyelesaikan patung tersebut dengan baik, mulai dari pencetakan, pewarnaan, pelukisan dan sampai tahap penyelesaiannya. Tertarik dengan semua itu, ibu Merry kemudian mencoba untuk membuatnya sendiri di Pontianak.
Dengan bermodalkan Rp. 5.000.000 yang ia peroleh dari pinjaman Koperasi Kredit (CU) Pancur Kasih, ibu Merry kemudian membeli bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan patung. Diawal usaha yang ia geluti pada tahun 2001, semua proses pembuatan patung, pencetakan, pewarnaan, pelukisan dan penyelesaian, ia dibantu oleh keluarganya. Namun untuk tahap pelukisan di sekitar wajah, ia turun tangan membantu. Melihat kondisi yang seperti ini, ia tidak sanggup sehingga sekarang ia memesan dengan orang yang ada di Jogyakarta untuk membuatnya.
Dengan ketekunan ibu Merry miliki, usahanya berkembang dengan pesat. Peralatan rohani dan alat-alat devosi tidak hanya didistribusikannya ke daerah Pontianak, tetapi juga sampai ke negara tetangga yaitu Malaysia. Untuk didaerah Pontianak, Ibu Merry hanya sebagai distributor/agen saja. Tetapi bagi pelanggan yang ingin membeli produk-produknnya masih bisa dilayani di rumahnya sendiri. Di Malaysia sudah ada beberapa toko langganan, seperti di daerah Kuching, Miri, Sabah, dan sampai Sibu. Untuk rencana kedepannya bagi ibu Merry, ia ingin melakukan usaha bisnis online, sehingga semua proses transaksi dapat dilakukan dengan mudah.
Ibu merry sendiri tidak mengesampingkan peranan CU dalam bisnis yang dijalankannya. Sejak dari awal bergabung bersama Koperasi Kredit (CU) Pancur Kasih, ia merasa tertolong terutama dalam memperoleh modal pinjaman. “Saya tertarik untuk masuk CU, karena saya pikir pinjamannya gampang, dan tidak ribet”, ujarnya saat ditanya mengapa ia tertarik menjadi anggota CU. ia juga menambahkan banyak sekali manfaat yang diperoleh. “Seperti yang sudah saya jalani seperti ini, dengan bergabung bersama CU saya bisa mengembangkan usaha sampai saat ini”.
Mengembangkan bisnis seperti yang ditekuni oleh Ibu Merry memerlukan pengelolaan keuangan yang baik. Namun, tidak hanya pengelolaan saja yang diperlukan tetapi juga tingkah laku penjual. Seperti yang diyakini oleh ibu Merry sebagai kunci suksesnya dalam berbisnis, “Kunci sukses saya, pertama harus jujur dan mempunyai tekat dan imannya harus kuat bahwa kita harus benar-benar berhasil. Kemana-mana kejujuran itu harus menjadi yang utama. Sebagai contohnya, kadangkala terjadi penipuan apabila bisnis jarak jauh seperti ini, ada orang yang kirim uang tetapi tidak dibelikan sehingga kepercayaan dapat memudar”.
Ia juga sangat berterima kasih dengan Koperasi Kredit (CU) Pancur Kasih karena usahanya dapat berkembang dengan baik. Diakhir wawancara, ia menyarankan supaya masyarakat mengenal CU. hal ini karena telah dibuktikannya dengan usaha yang ia miliki.