kerajinan kayu inovatif


Ketika Kesiapan Bertemu Kesempatan:  Kerajinan Kayu Inovatif Bapak Albert Rufinus

“Perjumpaan saya dengan CU Pancur Kasih merupakan takdir Tuhan, karena secara tidak sengaja berjumpa dengan Staf CU Pancur Kasih ketika mereka tersesat menuju ke Desa Selangkut Raya dan justru ketemu saya di Dusun Serogi” —Albert Rufinus / Pak Riri (Anggota CU Pancur Kasih)

Potensi alam Kalimantan Barat dan dengan berbagai kreativitas masyarakatnya tak henti-henti membuat kami, Tim Liputan CUPK Jalan-Jalan, berdecak kagum di setiap perjumpaan kami meliput berbagai aktivitas usaha produktif anggota, termasuk kali ini dalam liputan tentang usaha kerajinan kayu anggota CU Pancur Kasih.

Perjalanan kami kali ini menuju ke Tempat Pelayanan termuda di CU Pancur Kasih yaitu TP Balai Berkuak, Kabupaten Ketapang, untuk menemui seorang anggota dan yang juga seorang pengrajin kayu dari Dusun Serogi Hilir, Desa Tanjung Maju, Kecamatan Sungai Laur.

Sebenarnya, perkenalan kami dengan sosok yang memiliki nama lengkap Yulinus Albert Rufinus, dan biasa disapa dengan panggilan Pak Riri, ini terlebih dahulu kami kenali melalui karya-karyanya yang kerap kali menjadi status Whatsapp teman-teman staf di TP Balai Berkuak.

Tak terhitung jumlah karya Pak Riri seperti lesung dan alu, cobek dan ulekan, mangkok kayu, atau asbak, sudah menempati rumah dan dapur kami, terkirim menjelajahi Kalimantan Barat, dan mungkin saja sudah ada yang membawanya ke luar pulau. Karya beliau tak hanya bernilai guna sebagai alat kerja, namun juga bernilai estetis sehingga layak juga dijadikan sebuah hiasan di ruang tamu.


Awal Mula Menjadi Pengrajin Kayu


Awal kisah Pak Riri menjalani usaha menjadi pengrajin alat-alat rumah tangga dari kayu dimulainya pada Agustus 2018. Ketika itu Ia merasakan merosotnya perekonomian keluarga akibat turunnya secara drastis harga karet, yang menjadi mata pencaharian utamanya. Ia menilai bahwa jika hanya mengandalkan dari hasil karet maka tidak akan cukup untuk memenuhi keperluan keluarga, apalagi anaknya saat itu sudah mulai memasuki usia kuliah.

Awalnya usaha kerajinan kayu Pak Riri dalam membuat alat-alat rumah tangga hanya untuk keperluan pribadi keluarganya, namun banyak sanak saudara dan tetangga yang tertarik sehingga Ia mulai terus memproduksi untuk keperluan penjualan. Dan bahkan juga mulai menginspirasi beberapa orang di daerahnya untuk menekuni usaha yang serupa karena terbukti memiliki potensi bisnis.


Ketika Kesiapan Bertemu Kesempatan


Perkenalan Pak Riri dengan CU Pancur Kasih di tahun 2021 tergolong cukup unik, dan bahkan menurut Pak Riri ini adalah sebuah rencana dan takdir Tuhan. Ketika itu staf dari TPK Balai Berkuak (TP Balai Berkuak saat ini), Niko Banus (Kabid Kredit) dan Maria Nerlita (Kasir), tersesat ketika hendak berkunjung ke Desa Selangkut Raya dan justru bertemu Pak Riri di Dusun Serogi Hilir.

Dari perjumpaan tidak terencana itu ternyata menjadikan sebuah perbincangan yang serius mengenai masalah produksi dan produk dari kerajinan kayu Pak Riri, yang menurut penuturannya bahwa Staf TPK Balai Berkuak saat itu merasa bahwa potensi produksinya dapat ditingkatkan jika mengupgrade alat-alat kerja menggunakan bantuan alat kerja modern, karena selama ini Pak Riri hanya memproduksi dengan alat manual sederhana.

Selang waktu 2 bulan sejak perjumpaan yang tidak disengaja itu, Pak Riri memberanikan diri untuk masuk menjadi anggota CU Pancur Kasih dengan tujuan agar dapat memanfaatkan Pinjaman Ekonomi Kreatif (Ekraf) sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi usaha kerajinan kayu inovatif miliknya.

Berbekal uang Rp500.000,- dari hasil penjualan motor lama miliknya, pada Agustus 2021 Pak Riri resmi menjadi anggota CU Pancur Kasih dan setelah berproses akhirnya Pak Riri berhasil mendapatkan fasilitas Pinjaman Modal Usaha Ekraf dan memulai memproduksi menggunakan alat-alat baru, dan menurut Pak Riri penggunaan alat tersebut benar-benar berefek pada kecepatan produksi serta kerapian produk.

Menurut penuturan Pak Riri, ketika menggunakan alat manual seperti patar (kikir besi), Ia ketika menghaluskan produk memakan waktu berjam-jam sehingga dalam satu hari hanya dapat memproduksi sekitar 3 biji. Sedangkan ketika menggunakan alat seperti gerinda listrik, Ia dapat memproduksi hingga 5 biji lesung dalam satu harinya, dengan tingkat kehalusan yang lebih baik.

Kini, Pak Riri menambahkan bahwa dalam pemasaran hasil produksinya Ia tidak mengalami kesulitan karena sampai saat ini produknya masih tetap diminati bahkan beberapa pesanan yang datang harus masuk dalam daftar tunggu. Menurutnya ini adalah berkah dari Tuhan yang harus disyukuri.

Dalam penutup kisahnya, Pak Riri menyampaikan bahwa CU Pancur Kasih benar-benar telah membantu dalam inovasi kegiatan usahanya, dan bagi anggota-anggota CU Pancur Kasih agar dapat inovatif memanfaatkan peluang usaha dari lingkungan sekitar, dan terus setia mengembalikan pinjaman agar selalu dapat dipercaya sehingga ketika ada keperluan pengembangan usaha maka tidak akan kesulitan mendapatkan fasilitas dari produk pinjaman yang ada di CU Pancur Kasih.

Produk Alat Rumah Tangga dari Kayu
Albert Rufinus / Pak Riri
0821 5997 8894
Dusun Serogi Hilir, Desa Tanjung Maju, Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang


CU Pancur Kasih: Perubahan Pola Pikir dan Modal Usaha


Modal usaha memang merupakan suatu hal yang penting dalam membangun atau mengembangkan usaha. Namun kita tidak juga dapat mengesampingkan bahwa modal dalam bentuk pola pikir adalah sebuah dasar yang akan mendukung keberhasilan atau justru kegagalan dalam rintisan usaha kita.

Ketika sudah memiliki pola pikir sebagai entrepreneur (pengusaha) yang tepat, peluang usaha sekecil apapun atau dengan modal usaha seminimal apapun kita dapat mengupayakan yang terbaik, memanfaatkan potensinya hingga maksimal, dan bahkan berupaya meningkatkan potensi dengan pengembangan usaha.

Di CU Pancur Kasih, penyadaran dan perubahan pola pikir merupakan hal pertama yang disampaikan sebelum masuk ke topik pinjaman. CU Pancur Kasih tidak ingin fasilitas pinjaman yang didapatkan anggota justru menjadi hal yang tidak produktif dan membebani anggota ke depannya.

Misalnya dengan metode Analisis Sosial maka kita mendapatkan penyadaran apa saja penyebab munculnya masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat bahkan di lingkungan terdekat kita, maka kita dapat berupaya menghindari penyebab timbulnya masalah sosial tersebut.

Selain itu, pendidikan pentingnya pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja keluarga membuat kita memahami bahwa bagaimana distribusi pendapatan, alokasi belanja, pentingnya dana darurat, akan menentukan bagaimana perjalanan keuangan keluarga kita ke depannya.

Bersama CU Pancur Kasih kita tidak sekedar berpotensi mendapatkan tambahan modal usaha, namun lebih dari itu kita akan mendapatkan tambahan wawasan dan pengetahuan dalam pengelolaan keuangan agar modal usaha yang dimiliki dapat memberikan efek yang maksimal dan kita secara mental siap untuk menjadi individu yang cerdas secara finansial.

Setialah pada perkara-perkara kecil, maka kita akan siap ketika kesempatan berjumpa dengan perkara-perkara besar!!

Barage CU Malangkah Repo!!