Transformasi dan Pemberdayaan Berkelanjutan untuk Menjawab Tantangan Masa Depan

Pontianak, 10 September 2024 — Dalam rangka menyusun peta jalan untuk lima tahun ke depan, KSP CU Pancur Kasih menggelar lokakarya penyusunan Strategic Planning periode 2025-2029 di Aula Sejati, Kantor Pusat CU Pancur Kasih. Dengan mengusung tema Transformasi dan Pemberdayaan Berkelanjutan, kegiatan yang berlangsung dari tanggal 9 hingga 10 September 2024 ini dihadiri oleh jajaran pengawas, pengurus, manajemen, perwakilan Pokti (Kelompok Inti), serta anggota KSP CU Pancur Kasih.

Kegiatan ini merupakan salah satu momen penting bagi KSP CU Pancur Kasih yang saat ini genap berusia ke-37 tahun. Ketua Pengurus KSP CU Pancur Kasih, Martono, S.E., M.M., menegaskan bahwa penyusunan Strategic Planning kali ini mengedepankan pendekatan bottom-up dengan tujuan mengakomodasi masukan dari anggota.

“Lokakarya ini merupakan bagian dari rangkaian penyusunan dokumen strategis untuk lima tahun mendatang. Berbeda dengan sebelumnya, tahun ini kami mengumpulkan data dari bawah, yakni dari anggota melalui survei yang disebar ke 55 Kantor Tempat Pelayanan (KTP). Pendekatan bottom-up ini kami yakini akan membuat dokumen yang dihasilkan lebih relevan, realistis, dan mudah diimplementasikan,” ujar Martono.

Penyusunan Strategic Planning tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan dokumen formal semata, tetapi juga sebagai alat untuk memastikan bahwa seluruh lapisan organisasi memiliki pemahaman yang sama terhadap tujuan strategis lembaga. Hal ini sangat penting mengingat CU Pancur Kasih terus berkembang dalam skala operasional dan jumlah anggota.

Lokakarya: Membahas Empat Perspektif Strategis

Pada hari pertama, Ketua Pengurus Martono membuka lokakarya dengan memaparkan garis besar rencana strategis, disusul oleh pemaparan General Manager CU Pancur Kasih, J. Budi Assa, S.T., M.M., yang menekankan pentingnya Apresiatif Inquiry dalam proses ini. Setelah sesi pemaparan, peserta lokakarya dibagi ke dalam empat kelompok diskusi yang masing-masing membahas empat perspektif strategis: keuangan, anggotaan, bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran.

“Dengan adanya diskusi yang berfokus pada empat perspektif utama, kami berharap peserta dapat memberikan sumbang saran yang signifikan untuk menyempurnakan dokumen Strategic Planning. Ini bukan hanya sekadar perencanaan, tapi juga sebagai cara kita untuk memahami tantangan ke depan dan mencari solusi bersama,” tambah Martono.

Hari kedua lokakarya, tanggal 10 September 2024, sepenuhnya diisi dengan sesi diskusi intensif. Dalam diskusi ini, peserta membahas berbagai isu yang dihadapi oleh CU Pancur Kasih saat ini serta peluang yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota. Selain empat perspektif utama, lokakarya juga membahas isu kelembagaan, termasuk revisi PCMC, slogan, dan moto lembaga.

Martono juga menekankan pentingnya adaptasi terhadap perubahan. Menurutnya, CU Pancur Kasih tidak bisa lagi menjalankan operasionalnya secara konvensional jika ingin tetap relevan dan kompetitif di era modern.

Pendekatan Apresiatif Inquiry: Solusi dan Kekuatan Kolektif

Dalam sambutannya, General Manager CU Pancur Kasih, J. Budi Assa, menyoroti penggunaan Apresiatif Inquiry dalam lokakarya ini. Menurutnya, pendekatan tersebut sangat penting karena mengedepankan potensi, kekuatan, dan solusi, bukan hanya berfokus pada masalah.

“Pendekatan Apresiatif Inquiry ini memungkinkan kita untuk mencari solusi yang kreatif dan inovatif, bukan hanya berfokus pada kelemahan atau masalah. Dengan membangun kesepakatan dari bawah, kita bisa mendapatkan hasil yang lebih solid dan mengedepankan kolaborasi. Kami percaya bahwa potensi anggota dan kekuatan kolektif dapat memperkuat CU Pancur Kasih dalam menghadapi tantangan masa depan,” kata Budi Assa.

Selain itu, ia menambahkan bahwa dengan usia CU Pancur Kasih yang sudah menginjak 37 tahun, penting bagi lembaga untuk melakukan perubahan yang berkelanjutan agar tetap kompetitif dan relevan di dunia koperasi yang semakin berkembang. Ia berharap, strategi yang dihasilkan dapat membawa CU Pancur Kasih tidak hanya maju di tingkat nasional, tetapi juga memperluas jaringan pelayanan hingga ke berbagai wilayah di Indonesia.

Dalam penjelasan lebih lanjut, Budi Assa menggunakan metafora pohon untuk menggambarkan konsep pertumbuhan berkelanjutan yang diusung CU Pancur Kasih.

“CU Pancur Kasih ini ibarat sebuah pohon yang memiliki akar yang kuat, batang yang kokoh, dahan yang menjulang, daun yang rindang, dan buah yang bermanfaat. Akar melambangkan visi, misi, dan nilai-nilai inti yang menjadi fondasi organisasi. Batang adalah struktur manajemen yang kokoh. Dahan mencerminkan program kerja dan keseimbangan operasional. Daun adalah anggota dan stakeholder yang selalu mendukung. Dan buah adalah capaian positif serta manfaat yang kita berikan kepada anggota dan masyarakat. Dengan sinergi ini, kita berharap CU Pancur Kasih terus bertumbuh dan berbuah, memberikan manfaat nyata bagi seluruh anggotanya,” jelasnya.

Pembahasan Nilai-Nilai Organisasi: Menyelaraskan Visi, Misi, dan Nilai Inti

Selain membahas perspektif strategis, lokakarya ini juga menjadi forum untuk mereview kembali visi, misi, nilai inti, dan brand CU Pancur Kasih. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa nilai-nilai tersebut tetap relevan dan mampu menjawab tantangan yang akan datang. Pembahasan tersebut meliputi evaluasi moto, slogan, serta bagaimana nilai-nilai inti organisasi diterapkan dalam pelayanan kepada anggota.

Budi Assa menyampaikan bahwa transformasi yang dilakukan oleh CU Pancur Kasih tidak hanya sebatas inovasi dalam pelayanan, tetapi juga harus mencakup penguatan hubungan dengan anggota dan pemangku kepentingan.

“Kita ingin CU Pancur Kasih berakar kuat pada nilai-nilai inti seperti visi, misi, dan komitmen pelayanan yang kokoh, tetapi juga bertumbuh dan berbuah dalam bentuk capaian positif dan manfaat nyata bagi anggota,” ujarnya.

Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, CU Pancur Kasih juga membahas tentang peran berbagai unit kerja dan kelompok pelayanan untuk menciptakan keseimbangan antara program kerja dan tujuan strategis lembaga. Keberhasilan dalam implementasi strategi ini sangat bergantung pada sinergi antara manajemen, pengurus, pengawas, dan anggota.

Lokakarya ini berakhir dengan harapan bahwa dokumen Strategic Planning yang dihasilkan dapat menjadi pedoman strategis yang jelas, inklusif, dan realistis bagi CU Pancur Kasih selama lima tahun ke depan. Rencana strategis ini diharapkan tidak hanya memperkuat fondasi lembaga, tetapi juga mampu menjawab tantangan eksternal, terutama di era digital yang semakin kompetitif.

“Harapan kami, lokakarya ini menghasilkan dokumen yang rasional, mudah diimplementasikan, dan dapat disosialisasikan kepada seluruh elemen lembaga. Yang terpenting, strategi ini harus mampu memperkuat CU Pancur Kasih dalam memberikan pelayanan terbaik bagi anggotanya,” pungkas Martono dalam penutupan acara.

Dengan semangat transformasi dan pemberdayaan berkelanjutan, CU Pancur Kasih optimis menghadapi masa depan. Lokakarya ini menjadi langkah awal untuk memastikan bahwa lembaga ini dapat terus tumbuh dan berbuah, serta memberikan manfaat nyata bagi seluruh anggotanya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen CU Pancur Kasih untuk terus berinovasi dan beradaptasi, demi menghadirkan layanan koperasi yang unggul, berkelanjutan, dan relevan di masa depan.

Barage CU Malangkah Repo