pemberantsan stunting


Pemberantasan Stunting: Mengatasi Masalah Kekurangan Gizi pada Anak di Indonesia


Pemberantasan stunting adalah sebuah tantangan besar yang dihadapi oleh Indonesia dalam menjaga kesehatan dan kualitas hidup generasi muda. Stunting merupakan masalah serius yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, serta berpotensi membawa konsekuensi jangka panjang bagi negara. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi lebih dalam tentang apa itu stunting, penyebabnya, dampaknya, serta upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan pihak terkait untuk mengatasi masalah ini.

Mengenai Stunting?

Stunting adalah kondisi ketika seorang anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata usianya. Ini menunjukkan bahwa anak mengalami kekurangan gizi dan tidak tumbuh dengan baik sesuai dengan potensinya. Stunting biasanya terjadi pada masa awal kehidupan, khususnya pada 1.000 hari pertama sejak lahir (+- 3 tahun), yang merupakan periode kritis dalam perkembangan fisik dan otak anak.

Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo, menyampaikan bahwa kondisi stunting tidak hanya berkaitan dengan kondisi tinggi badan, namun juga berbahaya bagi kemampuan anak dalam hal kemampuan kognitif dalam pembelajaran, keterbelakangan mental, dan potensi tinggi munculnya penyakit-penyakit kronis. 

Kondisi Stunting di Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara dengan angka stunting yang tinggi di Asia Tenggara. Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 30% anak di Indonesia mengalami stunting. Angka ini menunjukkan pentingnya untuk mengatasi masalah ini dengan serius dan terkoordinasi.


Penyebab Stunting

Faktor Nutrisi

Kekurangan gizi merupakan salah satu penyebab utama stunting pada anak-anak. Pola makan yang tidak seimbang, kurangnya asupan nutrisi penting seperti protein, zat besi, vitamin A, dan yodium dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga memainkan peran penting dalam stunting. Akses terhadap air bersih yang terbatas dan sanitasi yang buruk dapat menyebabkan infeksi dan gangguan kesehatan lainnya yang berkontribusi pada stunting.

Faktor Kesehatan

Penyakit kronis seperti diare, infeksi saluran pernapasan, dan cacingan dapat mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh anak dan menyebabkan pertumbuhan yang terhambat.

Faktor Sosio-Ekonomi

Kondisi sosial dan ekonomi juga berperan dalam stunting. Keluarga dengan pendapatan rendah mungkin sulit untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dengan baik, sehingga menyebabkan stunting.


Dampak Stunting Pada Anak-Anak

Dampak stunting pada anak-anak sangat luas. Selain menyebabkan ketidakseimbangan pertumbuhan fisik, stunting juga dapat mempengaruhi perkembangan kognitif dan keterampilan sosial anak. Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki performa akademik yang lebih rendah dan berisiko mengalami masalah kesehatan kronis di masa depan.

Inisiatif Pemerintah Mengurangi Stunting

Pemerintah Indonesia telah menyadari pentingnya mengatasi stunting dan telah melakukan beberapa langkah strategis untuk memberantas masalah ini.

Program Perbaikan Nutrisi

Program-program gizi telah diperkenalkan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya makanan bergizi dan memberikan akses lebih baik untuk anak-anak mendapatkan makanan yang sehat.

Memperluas Akses Layanan Kesehatan

Peningkatan akses ke layanan kesehatan, terutama di daerah pedesaan, bertujuan untuk mendeteksi dini masalah gizi dan memberikan intervensi yang tepat.

Program Air Bersih dan Sanitasi

Pengembangan infrastruktur air bersih dan sanitasi menjadi fokus utama untuk mengurangi risiko infeksi yang menyebabkan stunting.

Kampanye Pendidikan dan Kesadaran

Kampanye pendidikan dan kesadaran telah digalakkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik dan cara pencegahan stunting.


Peran Organisasi Non Pemerintah

Selain inisiatif pemerintah, sejumlah organisasi non-pemerintah dan lembaga nirlaba juga berperan aktif dalam upaya pemberantasan stunting. CU Pancur Kasih sedapat mungkin selalu ingin terlibat di dalam membantu mensukseskan program pemerintah dalam memberantas stunting, antara lain dengan memberikan bantuan bahan makanan bernutrisi.

Harapannya adalah CU Pancur Kasih selain menjadi mitra pemerintah menyediakan layanan keuangan yang inklusif, CU Pancur Kasih juga dapat berperan nyata dalam perubahan dan perbaikan kondisi sosial dan ekonomi di daerah sekitar Tempat Pelayanan CU Pancur Kasih berada.

Menurut data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan yang disampaikan pada Rapat Kerja Nasional BKKBN Januari 2023 yang lalu, prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022. Hal ini merupakan yang menggembirakan karena kerjasama yang baik antara pemerintah dan lembaga non pemerintah setidaknya telah menampakan hasil yang positif dalam mengurangi angka stunting di Indonesia.


Tantangan Dalam Pemberantasan Stunting

Meskipun sudah ada langkah-langkah maju, pemberantasan stunting tetap menghadapi beberapa tantangan seperti kurangnya dana, akses yang terbatas, dan kesadaran yang rendah. Namun dengan upaya yang terus-menerus dan kolaborasi semua pihak terkait, harapan untuk mengatasi stunting di Indonesia adalah sebuah realitas yang dapat diwujudkan.

Pemberantasan stunting adalah tugas bersama seluruh masyarakat Indonesia. Dengan menyadari pentingnya nutrisi yang baik dan lingkungan yang sehat, serta dengan dukungan penuh dari pemerintah dan lembaga terkait, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.


FAQs

Apa itu stunting?

Stunting adalah kondisi ketika seorang anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata usianya karena kekurangan gizi.


Berapa persentase anak di Indonesia yang mengalami stunting?

Sekitar 30% anak di Indonesia mengalami stunting menurut data dari WHO.


Apa penyebab stunting?

Stunting dapat disebabkan oleh faktor nutrisi, lingkungan, kesehatan, dan sosio-ekonomi.


Bagaimana dampak stunting pada anak?

Stunting dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik, kognitif, dan keterampilan sosial anak.